MPI IAIN Manado- Kompetensi Manajerial sebagai salah satu kompetensi yang wajib dimiliki oleh Mahasiswa Program Studi Manajemen Pendidikan Islam selaku calon-calon manajer dan administrator lembaga pendidikan, menuntut Mahasiswa MPI agar konsisten mengasah diri untuk terus meningkatkan kapasitas kepemimpinannya. Melalui kegiatan kolaboratif antara program studi dan organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HM-PS) Manajemen Pendidikan Islam, mahasiswa MPI dapat dipersiapkan untuk menjadi calon-calon pemimpin di masa depan, lebih khusus dalam lembaga/organisasi pendidikan.

Kerja kolaboratif antara Program Studi MPI dan HM-PS MPI dapat dilihat dari rekam jejak mahasiswa MPI yang turut memberikan sumbangsih prestasi untuk FTIK dan sekaligus almamater IAIN Manado. Rekam jejak kepemimpinan mahasiswa MPI tersebut menunjukkan komitmen program studi dalam mengasah kemampuan calon-calon pemimpin pendidikan sebagai upaya mewujudkan kompetensi Lulusan MPI. Beberapa mahasiswa tersebut di antaranya Mulyadi Tuhatelu (angkatan 2014) yang pernah memimpin Ikatan Mahasiswa Manajemen Pendidikan dan Adiminstrasi Pendidikan Seluruh Indonesia (IMMAPSI) daerah SulutGo,

Manajemen Pendidikan Islam

Selanjutnya, Sahban Munde selaku ketua Dema FTIK periode 2020/2021, Audrey Kirana Halim selaku ketua Dema FTIK periode 2021/2022 dan dilanjutkan oleh Farlan Erlangga selaku ketua Dema FTIK periode 2022/2023 yang dilantik pada Jumat, 4 Maret 2021 lalu. Audrey Kirana Halim merupakan salah satu mahasiswa MPI yang selain berhasil menyelenggarakan event-event besar selama memimpin Dema FTIK, juga turut menyumbang sejumlah prestasi untuk Fakultas dan Institut. Di antara prestasi yang pernah ia raih dapat diakses di sini.
Pencapaian-pencapaian tersebut, sebagaimana lumrahnya sebuah prestasi, merupakan pencapaian yang berawal dari komitmen untuk menjadi pemimpin. Dengan mengasah kemampuan tahap awal sebagai ketua kelas, pengurus organisasi kampus, dan dilanjutkan dengan menjadi pemimpin di level fakultas hingga level nasional dengan memimpin IMMAPSI Wilayah SulutGo, menunjukkan bahwa mahasiswa MPI, telah menjalankan “eksperimen kepemimpinan” di tengah kompetisi maupun kontestasi akademik yang sengit antar mahasiswa, baik di lingkungan internal maupun eksternal kampus.
Capaian kepemimpinan mahasiswa program studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) merupakan kebanggaan sekaligus tantangan bagi program studi Manajemen Pendidikan Islam untuk senantiasa melakukan inovasi program-program pengembangan kreativitas mahasiswa, maupun penguatan aspek kurikulum program studi, khususnya merespon kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MB-KM). Program Studi MPI yang sekaligus berperan sebagai “orang tua” mahasiswa dan HM-PS MPI, terus berupaya meng-upgrade kekuatan prodi untuk memberikan pelayanan prima secara administratif sekaligus secara akademik kepada mahasiswa, guna menstiumulasi mahasiswa dalam meningkatkan kompetensi kepemimpinan sebagai salah satu kompetensi wajib lulusan MPI. Salah satu bentuk implementasi pelayanan prima tersebut, yaitu dengan menggunakan fasilitas website sebagai sarana penunjuang kegiatan administrasi agar lebih efektif dan efisien.

Kemampuan dalam menjalankan fungsi kepemimpinan sebagai salah satu kompetensi wajib mahasiswa MPI yang terwujud dalam keberhasilan mahasiswa MPI dalam memimpin berbagai organisasi, juga tidak terlepas dari arahan maupun bimbingan dari para Dosen pengampu mata kuliah program studi MPI dengan kapasitias akademik dibidang manajemen pendidikan serta pengalaman organisasi yang pernah diemban.
Saat ini, program studi Manajemen Pendidikan Islam telah merancang kurikulum berbasis Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MB-KM) yang melibatkan Dosen MPI maupun stakeholder, di mana sebagian besar muatan mata kuliah yang mendukung capaian pembelajaran (Learning Outcame), disesuaikan dengan konteks perkembangan zaman.


Kerja keras program studi MPI tersebut, selain sebagai upaya inovatif untuk menjadikan mahasiswa mencapai kompetensi lulusan sebagai manajer dan administrator pendidikan. Selain itu, mahasiswa dapat menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks yang membutuhkan fleksibilitas kemampuan individu, juga mampu bersikap mandiri dan kreatif dalam situasi dan kondisi apapun.* [A. Muis/ Sekprodi MPI]
0 Comments